Cina
adalah Negara yang memiliki daratan yang luas, dengan kondisi gegografis terdiri
dari rangkaian pengunungan tinggi Himalaya di sisi Barat Dayanya lalu Padang
rumput (stepa) yang membentang dari kawasan hutan Siberia hingga menjangkau
bagian Utara Cina. Berdasarkan hasil penemuan para Arkeologi dan Antropologi
Dataran Cina telah dihuni sejak 1,7 juta tahun yang lalu, ditemukannya
fosil-fosil manusia purba dari berbagai tempat di dataran Tiongkok antara lain Manusia purba Yuanmou 元谋人 di Yunnan,
manusia purba Lantian 兰田人 di Shaanxi, manusia Peking di
Zhoukoudian, manusia purba Maba dari Guangdong 马坝人,manusia purba Changyang di Hubei 长阳人,manusia purba
Dingcun di Shanxi 丁村人, manusia Shanding Dong di Beijing 山顶洞,manusia purba
Liujiang di Guangxi 柳江人,serta manusia Ziyang di Sichuan 资阳人, dll yang
kelak akan menjadi cikal bakal Nenek Moyangnya bangsa Tiongkok dari berbagai
suku nantinya.
Salah satu manusia purba Cina yang pernah dikenal adalah “manusia kera Peking” atau “manusia kera Tiongkok” tapi lebih sering disebut “Manusia Peking”, berawal dari dua ilmuwan beda bangsa yaitu Johan Gunnar Andersson dari Swedia dan rekannya Otto Zdansky berasal dari Austria menemukan dua buah gigi manusia purba di dapur pembakar kapur petani tepatnya di desa Zhou Kou Dian terletak 50 km sebelah barat daya kota Beijing pada tahun 1921, namun saat itu sebutan Manusia Peking belumlah digunakan. Setelah itu di tahun 1927 seorang professor Kanada yang bekerja di Institut Kedokteran Xiehe Beijing baru mengemukakan teori tentang “manusia Peking”. Di tahun 1929 tanggal 2 Desember, ahli antropolog Tiongkok, Pei Wenzhong berhasil menggali sebuah batok kepala manusia Peking yang utuh di sebuah gua Zhou Kou Dian.
Salah satu manusia purba Cina yang pernah dikenal adalah “manusia kera Peking” atau “manusia kera Tiongkok” tapi lebih sering disebut “Manusia Peking”, berawal dari dua ilmuwan beda bangsa yaitu Johan Gunnar Andersson dari Swedia dan rekannya Otto Zdansky berasal dari Austria menemukan dua buah gigi manusia purba di dapur pembakar kapur petani tepatnya di desa Zhou Kou Dian terletak 50 km sebelah barat daya kota Beijing pada tahun 1921, namun saat itu sebutan Manusia Peking belumlah digunakan. Setelah itu di tahun 1927 seorang professor Kanada yang bekerja di Institut Kedokteran Xiehe Beijing baru mengemukakan teori tentang “manusia Peking”. Di tahun 1929 tanggal 2 Desember, ahli antropolog Tiongkok, Pei Wenzhong berhasil menggali sebuah batok kepala manusia Peking yang utuh di sebuah gua Zhou Kou Dian.
Kondisi geografis Desa Zhou Kou Dian
ini dikelilingi perbukitan di sebelah barat laut, sedang sebelah tenggara
adalah tanah subur yang luas. Dahulunya pernah mengalir sebuah sungai yang
dinamakan Sungai Zhou Kou, tapi sayang sungai tersebut sudah kering. Di desa
ini ada dua bukit batu kaplur yang dinamakan Bukit Tulang Naga karena banyak
menghasilkan tumbuhan bahan obat yang dinamakan Tulang Naga. Didesa terpencil
tersebut, para sarjana Tiongkok dan asing berhasil menemukan 6 batok kepala, 12
pecahan batok kepala dan 150 lebih gigi di Bukit Tulang Naga Zhou Kou Dian.
Selain itu ditemukan pula lebih 100 ribu alat-alat batu yang pernah digunakan
“manusia Peking” untuk menyalakan api dan berburu. Gara-gara penemuan itu, desa
ini kemudian mulai dikenal dan bahkan dijadikan basis para ahli antropologi
yang penasaran dalam menguak misteri kehidupan manusia purba jaman lampau.
Disepanjang antara tahun 1927 hingga
1937 penggalian teruslah dilakukan, tapi setelah itu peperangan mulai melanda
negeri Cina yang mengakibatkan terhentinya penggalian. Setelah berdirinya
Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949 sampai tahun 1966, para peneliti Tiongkok
dan asing bahu membahu melakukan penggalian kembali yang sempat terhenti. Kerjasama ini berhasil menemukan
fosil-fosil yang diperkirakan sekitar 400.000 hingga 500.000 tahun lalu, manusia
purba ini telah mengetahui cara menghidupkan api untuk membakar makanan atau
sekedar menghangatkan tubuh dari musim dingin.
Penemuan itu membuktikan bahwa kala itu manusia purba sudah
tinggal di gua dan berburu dengan alat yang terbuat dari batu, sudah bisa
berjalan dengan tegak, memiliki tinggi badan rata-rata156 cm untuk pria, sedang
wanita 144 cm. Usia hidup sangat pendek, kebanyakan penduduknya 70% meninggal
sebelum genap berusia 14 tahun, jarang sekali yang bisa mencapai 50 tahun.
Tidak hanya itu diketahui juga bahwa volume otak manusia purba Peking hanya1059
miligram, sedang manusia zaman modern 1400 miligram. Didesa kecil tersebut juga
ditemukan tiga buah batok kepala manusia purba yang diperkirakan telah hidup 27
ribu tahun silam. Berbeda dari penemuan sebelumnya, manusia purba ini sudah
menguasai cara menyalakan api, pengeboran, pengasahan dan telah memahami kesenian.
Yang menakjubkan lagi diketahui bahwa manusia gua bukit sudah bisa mengadakan
upacara pemakaman bagi yang meninggal. Berkat penemuan menakjubkan ini maka
pada Tahun 1987, Desa Zhou Kou Dian dicantumkan sebagai warisan budaya dunia
oleh Unesco.
dari berbagai sumber
Selanjutnya,
Peradaban Yangshao
dari berbagai sumber
Selanjutnya,
Peradaban Yangshao
Tidak ada komentar:
Posting Komentar